Kamis, 30 April 2020

Percobaan 5 modul II

[menuju akhir]
DECODER BCD SEVEN SEGMENT




1. Jurnal [kembali]


Gambar 1. Jurnal Percobaan 5


3. Video praktikum [kembali]



1. Pengaruh masing - masing input terhadap nilai tampilan seven segment
jawab :
Pengaruh masing – masing input terhadap tampilan di seven segment berbeda – beda , karena saat saat semua input ( B0, B1, B2, B3, B4, B5,  dan B6) di beri logika 1 maka seven segment tidak aktif karena seven segment hanya bisa menerima dan memunculkan angkat dari 0 – 9. Jadi saat kita menginginkan tampilan angka 0 , maka input tidak semua berlogika 0, sesuai dengan data yang diperoleh pada jurnal , untuk menampilkan angka 0, maka B0 berlogika 1, B1 berlogika 1, B2 berloika 1, B3 berlogika 0, B4 berlogika 0, B5 berlogika 0, B6 berlogika 0. Begitu juga seterusnya. Agar seven segment aktif inout B0, B1, B2 sangat berpengaruh , karena saat B0,B1 dan B2 diberi logika 1 karena tiga input ini adalah jalur kontrol (LT, RBI dan RBO) yang harus diberikan logika HIGH dengan tujuan data input BCD dapat masuk dan penampil 7 segmen dapat menerima data tampilan sesuai data BCD yang diberikan pada jalur input. Dan untuk B3, B4, B5,B6 akan diatur sesuai perhitungan pengkonversian bilangan biner ke desimal yang akan di tampilkan pada seven segment. Nilai-nilai yang diinputkan merupakan bilangan biner (yang pembacaan inputannya dibalik, contohnya inputannya 0100 maka pembacaannya yaitu 0010) yang akan diterjemahkan ke bilangan desimal, yang ditampilkan pada 7 segment. cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 2 (basis biner) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst, hasil yang terjemahannya yaitu :
Gambar 2. Hasil terjemahan 

2. apa yang terjadi jika tidak ada IC 74LS47N
jawab 
IC 74LS47N ini merupakan decoder BCD ke seven segment yang digunakan untuk menerima masukan BCD 4 bit dan memberikan keluaran kepada seven segment untuk menampilkan bilangan atau angka desimal. Decoder ini berfungsi mengkonversikan bilangan biner sebagai input tadi menjadi bilangan desimal. Jadi apabila tidak adanya IC 74LS47N maka tampilan pada seven segmen tidak terdeteksi atau tidak menyala , karena input tidak bisa langsung di kirimkan ke seven segment tanpa adanya decoder  yang mengubah bilangan biner menjadi bilangan desimal, karena seven segmen menerima masukan berupa bilangan desimal. 

5. Link Download [kembali]
Video Praktikum - download
File HTML - download
[menuju awal]

Percobaan 1 Modul II

[menuju akhir]
ASYNCRONOUS BINARY COUNTER 4 BIT




1. Jurnal [kembali]


Gambar 1. Jurnal Percobaan 1


3. Video praktikum [kembali]



4. Analisa [kembali] 
Pengaruh masing - masing flip - flip terhadap counter
jawab :
Pada percobaan ini menggunakan Counter Asyncronous yang disebut Counter serial.  Rangkaian ini mengugunakan flip flop dimana input flip flop  berupa pulsa clock.Untuk output Q  yang pertama di pacu oleh nilai pulsa pada clock. setelah itu untuk output Q berikutnya dari flip flop 1 menjadi clock untuk  flip-flop 2,  sedangkan output Q dari flip-flop 2 menjadi clock untuk flip-flop 3 dan seterusnya. Pada rangkaian, masing – masing flip – flop mengeluarkan 1 bit data, yang  mana keselurusahan  dari rangkaian ini jika dijumlahkan menjadi 4 bit data atau melakuka pencacaha. Ketika flip-flop pertama diberikan clock maka flip-flop tersebut akan mengeluarkan bit 1 pada pin Q nya, sedangkan flip-flop yang lainnya masih berlogika 0 urutan binernya 0001. Kemudian jika diberikan clock pada flip-flop keluaran pin nya akan berubah dari 0 ke 1 sehingga mempengaruhi input atau clock pada flip-flop kedua saat yang tadinya keluaran  Q nya adalah bit 0 maka berubah menjadi 1, lalu flip-flop pertama  keluaran bit 1 berubah jadi 0 dan urutannya menjadi  0010 begitu seterusnya.

5. Link Download [kembali]
Video Praktikum - download
File HTML - download
[menuju awal]

Minggu, 26 April 2020

TUGAS PENDAHULUAN MODUL II

[menuju akhir]



1. Kondisi [kembali]
Kondisi yang dipilih adalah percobaan 3 nomor 6, buatlah rangkaian seperti 3.b, ganti probe menjadi seven segmen


2. Gambar Rangkaian [kembali]

Gambar 1. Rangkaian  Synchronous Binary Counter 

3. Video Simulasi Rangkaian [kembali]



4. Prinsip Kerja Rangkaian [kembali] 
synchronous binary counter merupakan rangkaian pencacah bilangan biner. Pada rangkaian ini, menggunakan dua switch. Sumber tegangan (Vcc) sebesar 5 V dihubungkan ke switch 1 ( 6 buah) ,ic dan seven segment. Switch 2 (2 buah) dihubungkan ke gerbang OR , dimana pada gerbang OR menghubungkan Sinyal pulsa atau clock voltage dengan IC. Terdapat 4 IC yang digunakan pada rangkaian ini  yaitu  IC 74192N, IC 74193N dan 2 buah IC 74LS47D sebagai decoder. IC counter 74193N adalah decade up/down counter yang mencacah dari nilai 0000 s/d 1001 biner atau 0 s/d 9 desimal. Sedangkan IC 74192N yang dihubungkan clock adalah IC up/down counter yang mencacah dari 0000 s/d 1111 biner atau 0 s/d 15 desimal.  kedua IC ini berfungsi menghitung atau mengetahui jumlah bit yang masuk berupa input bilangan biner.. kemudian kedua IC ini dihubungkan ke IC 74LS47D  sebagai decoder BCD berfungsi mempermudah user menafsirkan nilai yang dihitung oleh IC tersebut . pada  Dekoder BCD, mengkonversikan bilangan biner ke bilangan desimal dan memberikan keluaran yang melewatkan arus melalui segmen untuk menampilkan angka desimal yang telah dikonversi doekoder. Dan seven segment di paralelkan ke Vcc sebesar 5V. Angka - angka yang ditampilkan di seven segment dapat diubah melalui switch.

5. Link Download [kembali]
File HTML - download
Rangkaian Simulasi - download
Video Simulasi Rangakaian - download

MODUL II



MODUL II
COUNTER, SHIFT REGISTER DAN SEVEN SEGMEN



  1. Merangkai dan menguji operasi logika dari counter asyncron dan counter syncronous  
  2. Merangkai dan menguji aplikasi dari sebuah counter
  3. Merangkai dan menguji shift register dari sebuah counter
  1.  Panel DL 2203C 
  2.  Panel DL 2203D 
  3.  Panel DL 2203S 
  4.  Jumper
COUNTER
Counter adalah sebuah rangkaian sekuensial yang mengeluarkan urutan statestate tertentu, yang merupakan aplikasi dari pulsa-pulsa inputnya. Pulsa input dapat berupa pulsa clock atau pulsa yang dibangkitkan oleh sumber eksternal dan muncul pada interval waktu tertentu. Counter banyak digunakan pada peralatan yang berhubungan dengan teknologi digital, biasanya untuk menghitung jumlah kemunculan sebuah o kejadian/event atau untuk menghitung pembangkit waktu. Counter yang mengeluarkan urutan biner dinamakan Biner Counter. Sebuah n-bit binary counter terdiri dari n buah flip-flop, dapat menghitung dari 0 sampai 2n - 1 . Counter secara umum diklasifikasikan atas counter asyncron dan counter syncronous.

a. Counter Asyncronous

Counter Asyncronous disebut juga Ripple Through Counter atau Counter Serial (Serial Counter), karena output masing-masing flip-flop yang digunakan akan bergulingan (berubah kondisi dan “0” ke “1”) dan sebaliknya secara berurutan atau langkah demi langkah, hal ini disebabkan karena hanya flipflop yang paling ujung saja yang dikendalikan oleh sinyal clock, sedangkan sinyal clock untuk flip-flop lainnya diambilkan dan masing-masing flip-flop sebelumnya.
Gambar 2.1 Rangkaian Counter Asyncronous

b. Counter Syncronous
Counter syncronous disebut sebagai Counter parallel, output flip-flop yang digunakan bergulingan secara serempak. Hal mi disebabkan karena masingmasing flip- flop tersebut dikendalikan secara serempak oleh sinyal clock.

Gambar 2.2 Rangkaian Counter Syncronous

SHIFT REGISTER
Register geser (shift register) merupakan salah satu piranti fungsional yang banyak digunakan dalam sistem digital. Tampilan pada layar kalkulator dimana angka bergeser ke kiri setiap kali ada angka baru yang diinputkan menggambarkan karakteristik register geser tersebut. Register geser ini terbangun dari flip-flop. Register geser dapat digunakan sebagai memori sementara, dan data yang tersimpan didalamnya dapat digeser ke kiri atau ke kanan. Register geser juga dapat digunakan untuk mengubah data seri ke paralel atau data paralel ke seri. Ada empat tipe register yang dapat dirancang dengan kombinasi masukan dan keluaran dan kombinasi serial atau paralel :

a. Serial In Serial Out (SISO)
Pada register SISO, jalur masuk data berjumlah satu dan jalur keluaran juga berjumlah satu. Pada jenis register ini data mengalami pergeseran, flip flop pertama menerima masukan dari input, sedangkan flip flop kedua menerima masukan dari flip flop pertama dan seterusnya.
Gambar 2.3 Rangkain SISO

b. Serial In Paralel Out (SIPO)
Register SIPO, mempunyai satu saluran masukan saluran keluaran sejumlah flip flop yang menyusunnya. Data masuk satu per satu (secara serial) dan dikeluarkan secara serentak.Pengeluaran data dikendalikan oleh sebuah sinyal kontrol. Selama sinyal kontrol tidak diberikan, data akan tetap tersimpan dalam register.

Gambar 2.4 Rangkaian SIPO

c. Paralel In Serial Out (PISO)
Register PISO, mempunyai jalur masukan sejumlah flip flop yang menyusunnya, dan hanya mempunyai satu jalur keluaran. Data masuk ke dalam register secara serentak dengan di kendalikan sinyal kontrol, sedangkan data keluar satu per satu (secara serial).

Gambar 2.5 rangakaian PISO

d. Paralel In Paralel Out (PIPO)
Register PIPO, mempunyai jalur masukan dan keluaran sesuai dengan jumlah flip flop yang menyusunnya. Pada jenis ini data masuk dan keluar secara serentak.

Gambar 2.6 Rangkaian PIPO

SEVEN SEGMEN
Piranti tampilan modern disusun sebagai pola 7-segmen atau dot matriks.Jenis 7-segmen, sebagaimana namanya, menggunakan pola tujuh batang yang disusun membentuk angka 8 seperti ditunjukkan pada gambar 3.1.Menurut kesepakatan, huruf-huruf yang diperlihatkan dalam Gambar 3.1 ditetapkan untuk menandai segmen-segmen tersebut. Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi).
Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7segmen, sehingga harus menggunakan decoder BCD ke 7-segmen sebagai antar muka. Decoder ini terdiri dari gerbang-gerbang logika yang masukannya berupa digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7-segmen.

Gambar 2.7 seven segmen






[menuju awal]